Seni Tari Tradisional Dari Kamlimantan Barat
MAKALAH
TARI TRADISIONAL KALIMANTAN BARAT
Makalah
ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Seni Budaya
Disusun oleh :
Kelompok : III (Tiga)
1.
Khoirun Nisa
2.
Bambang Kusowo
3.
Pepi Anggraini
4.
Sengki Sapadi
GURU
PEMBIMBING : WINDA HERTATI, S.Pd
SMA NEGERI
SURULANGUN
TAHUN AJARAN
2018 / 2019
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Masalah
Dalam seni Tari Tradisional ini saya membuat agar semua
kalangan-kalangan remaja ikut berpartisipasi. Karena pada umumnya tari
tradisional ini cukup menyusut dengan tarian-tarian moderen masa kini. Maka
dari itu saya ingin menjelaskan apa manfaat dari tari tradisional yang begitu
kurang akan peminatnya. Banyak sebagian remaja yang tidak mengetahui apakah
makna tari tradisional dan manfaatnya. Selain itu tari tradisional juga bisa
membuat ketertarikan tersendiri bagi remaja-remaja saat ini.
Tujuan
1. Untuk
mengembangkan kembali tarian tradisional secara luas
2. Untuk lebih
mengetahui apa manfaat dari tarian tradisional
3. Untuk lebih
menonjolkan kekreatifan anak tidak hanya pada tarian moderen dan semacamnya
Alasan Pemilihan Judul
Saya memilih judul Tari Tradisional ini karena ingin
mengetahi seberapa pentingkah tarian tradisiomnal dibandingkan dengan tarian
yang lainnya. Dan ingin mengetahui apa saja keistimewaan dan manfaat tari
tradisional itu sendiri.
1.
Tari Monong
Tari Monong sering juga disebut dengan tari Manang. Tari ini merupakan sebuah tari penyembuhan yang dapat menyembuhkan atau menangkal penyakit yang ada dalam tubuh si sakit. Dalam tarian ini penari bertindak seperti seorang dukun dengan menggunakan jampi-jampi.
Tarian Monong hadir disaat sang dukun
sedang dalam keadaan trance, dan tarian ini merupakan bagian dari upacara adat
Bemanang/Balian.
Tari Monong juga sering di sebut
sebagai Tari Manang atau Tari Baliatn. Tarian ini awalnya merupakan tarian
penyembuhan yang di lakukan oleh para dukun suku Dayak dengan membacakan mantra
sambil menari. Dalam tarian ini juga di ikuti oleh anggota keluarga dari yang
sakit dan di pimpin oleh seorang dukun. Tarian Monong merupakan ritual yang di
lakukan untuk memohon penyembuhan kepada Tuhan agar warga yang sakit di berikan
kesembuhan. Namun seiring dengan perkembangan jaman, tarian ini tidak hanya di
gunakan sebagai tarian penyembuhan saja, namun juga sebagai sarana hiburan
sebagai pelestarian kesenian tradisional suku Dayak.
Gerakan dalam Tari Monong lebih
menekankan pada gerakan saat dukun melakukan ritual penyembuhan. Gerakan
tersebut adalah gerakan saat dukun melakukan pembacaan mantra dan menari pada
saat ritual berlangsung, sehingga tarian ini sangat kental dengan nuansa
mistis.
Dalam pertunjukannya, Penari di balut
dengan busana khas suku Dayak di Kalimantan barat. Penari juga di lengkapi dengan
berbagai alat yang di gunakan untuk ritual. Dalam tarian ini juga di iringi
oleh berbagai alat music tradisional suku Dayak agar suasana pertunjukan lebih
hidup.
Dalam perkembanganya, Tari Monong tidak
hanya di gunakan untuk ritual saja, namun juga di gunakan sebagai hiburan
masyarakat. Tentunya dalam transformasi itu banyak kreasi dan variasi dalam
gerakan saat pertunjukannya. Kreasi tersebut di lakukan untuk melestarikan
kesenian tradisional suku Dayak di Kalimantan barat, selain itu juga agar pertunjukan
terlihat menarik, namun tetap tidak menghilangkan nilai - nilai di dalamnya.
tarian ini sering di pertunjukan pada saat acara adat seperti Bemanang/Balian,
penyambutan tamu, dan juga di festival budaya.
Gambar Tari Monong :
2. Tari Pingan / Tari Pinggan
Banyak
yang menulis dengan kata Pingan, tapi ada juga yang menulisnya
dengan ejaan Pinggan. sebenarnya disini admin lebih condong ke
Pinggan. Sebab sepengetahuan admin, Pinggan adalah sejenis Perkakan makan/dapur
yang bentuknya bundar dan modelnya mirip mirp mangkuk yang cenderung lebih
curam.
Namun
yang dijelaskan oleh situs situs anak dayak sendiri, disana yang menulis dengan
ejaan pingan, dan disana dijelaskan juga bila pingan adalah sejenis nama
perkakas makan yang bentuknya seperti piring. Jadi kemungkinan besar malah ejaan
Pingan yang benar adanya.
Tari
Pinggan adalah sebuah tarian tunggal tradisional Dayak yang di sajikan untuk
menghibur masyarakat dalam setiap acara tradisional. Misalnya: Gawai Dayak (
pesta Panen padi ), Gawai Belaki Bini ( pesta pernikahan ) dll.
Tari
pingan merupakan tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang Kabupaten Sekadau
dimasa lalunya sebagai tarian upacara dan pada masa kini sebagai tari hiburan
masyarakat atas rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan.
Tari
Pingan adalah salah satu tarian tradisional dari Kalimantan barat yang berupa
hiburan rakyat. Pingan dalam bahasa Dayak Mualang berarti piring yang terbuat
dari batu atau tanah liat. Sesuai dengan namanya, tarian ini menggunakan piring
sebagai attribute dalam menari.
Tari
Pinggan Terbagi menjadi dua, yakni : Tari Pinggan Laki dan Tari Pinggan Indu'
yang masing -masing ada kesamaan dan pebedaan. Tari ini lebih menekankan pada
gerakan – gerakan atraktif yang diadopsi dari gerakan silat tradisional. Dalam
melakukan gerakan tari, penari membawa dua buah Pinggan ( pada zaman dahulu
menggunakan piring batu, kini di ganti piring beling berwarna putih ), dan
sepasang cincin yang terbuat dari timah ataupun tembaga seukuran Cincin jari
tengah penari.
Kedua
pinggan tersebut diangkat dan di tarikan sesuai dengan tebah atau iringan musik
tradisional yang di sebut tebah Undup Biasa. Sedangkan kedua cincin timah yang
digunakan penari, di hentakan ke buntut Pinggan untuk saling mengisi dengan
iringan tarinya.
Masa
kini tari Pinggan masih terpelihara secara alamiah, baik di turunkan secara
turun-temurun maupun di pelajari secara individu dari kerabat maupun teman yang
mempunyai keahlian tersebut. Tari Pinggan diajarkan kepada kaum pemuda dan
pemudi daerah Mualang.
Penyebaran
Tari Pinggan, meliputi daerah Belitang Hulu, Belitang Tengah maupun Belitang
Hilir bahkan kini mulai merambah ke suku – suku Dayak sekitarnya yakni
Ketungau, Bugau maupun Iban.
Tari
ini menggunakan Pingan sebagai media atraksi dan tari ini berangkat dari
kebudayaan leluhur pada masa lalu yang berkaitan erat dengan ritualisme
legitimasi kelulusan beladiri tradisional Dayak Mualang (Ibanik Group).
Tari
Pinggan Dayak Mualang terbagi menjadi 2 : Yaitu Tari Pinggan Laki (laki-laki)
dan Tari Pinggan Indu (perempuan). Masing –masing tarian ada kesamaan dan
pebedaan. Tari ini lebih menekankan pada gerakan – gerakan atraktif yang
diadopsi dari gerakan silat tradisional. Dalam melakukan gerakan tari, penari
membawa dua buah Pinggan ( pada zaman dahulu menggunakan piring batu, kini di
ganti piring beling berwarna putih ), dan sepasang cincin yang terbuat dari
timah ataupun tembaga seukuran Cincin jari tengah penari.
Kedua
pinggan tersebut diangkat dan di tarikan sesuai dengan tebah atau iringan musik
tradisional yang di sebut tebah Undup Biasa. Sedangkan kedua cincin timah yang
digunakan penari, di hentakan ke buntut Pinggan untuk saling mengisi dengan
iringan tarinya.
Masa
kini tari Pinggan masih terpelihara secara alamiah, baik di turunkan secara turun-temurun
maupun di pelajari secara individu dari kerabat maupun teman yang mempunyai
keahlian tersebut. Tari Pinggan diajarkan kepada kaum pemuda dan pemudi daerah
Mualang .
Penyebaran
Tari Pinggan, meliputi daerah Belitang Hulu, Belitang Tengah maupun Belitang
Hilir bahkan kini mulai merambah ke suku – suku Dayak sekitarnya yakni
Ketungau, Bugau maupun Iban.
Tarian
ini awalnya merupakan tarian adat yang di sajikan untuk menghibur masyarakat
dalam setiap acara tradisional seperti gawai, pernikahan dan lain – lain.
Tarian ini merupakan tarian yang atraktif, dengan menggunakan piring sebagai
attribute menarinya. Dalam setiap gerakannya tak jarang mengundang decak kagum para
penonton yang melihatnya.
Gerakan
dalam tarian ini lebih menekankan pada gerakan yang atraktif menggunakan piring
sebagai attribute menarinya dan di padukan dengan gerakan seni tari. Gerakan
dalam tarian ini diadaptasi dari gerakan silat tradisional dengan gerakan
yang lincah dan atraktif yang sering kali membuat kagum para penontonnya.
Dalam
pertunjukannya, penari membawa piring/pingan di kedua tangannya yang di gunakan
untuk attribute menari. Selain itu penari di lengkapi dengan cincin di jari
tengah para penari, sehingga saat penari memainkan piringnya akan menimbulkan
suara apa bila piring dan cincin bersentuhan. Gerakan memainkan piring tersebut
disesuaikan dengan iringan tebah agar suara dari pingan tersebut saling mengisi
dengan suara iringan tebah. Tebah merupakan musik tradisional yang terdiri dari
tawag, entebong (gendang panjang), dan tincin timah peningkak.
Gambar Tari Pingan :
Gambar Tari Pingan :
3. Tari Jonggan
Tari
Jonggan adalah satu di antara kesenian tradisional yang berasal dari kebudayaan
masyarakat Dayak kanayant di Kalimantan barat.
Nama
Jonggan sendiri di ambil dari bahasa dayak yang bearti joget atau menari.
Setiap gerak dan lekukan tubuh sang penari mengambarkan sukacita dan kebahagiaan masyarakat dayak.
Setiap gerak dan lekukan tubuh sang penari mengambarkan sukacita dan kebahagiaan masyarakat dayak.
Dilingkungan
masyarakat dayak kanayant, Jonggan dibawakan sebagai hiburan pada saat
pagelaran upacara adat, sebagai ajang mencari jodoh, sebagai kenikmatan estetis
dan penggambaran simbolik yang memiliki fungsi pendidikan.
pada
acara adat naik dango dan perkawinan, tarian Jonggan seperti ansambel dengan
menggunakan empat jenis alat musik yaitu suling, dau, ketubong, dan gong dengan
penari yang berjumlah empat sampai enam orang.
Gambar
Tarian Jonggan :
4. Tari Kondan
Tari
Kondan adalah tarian yang berasal dari Kalimantan Barat, tarian tersebut
mempunyai makna yang berbeda antara satu gerakan dengan gerakan yang lainnya,
sehingga pada jenis-jenis tarian tertentu ada yang sangat terkenal pada
kalangannya sendiri, ada juga yang kurang terkenal kerena beberapa gerakan yang
belum pernah terlihat atau terkesan kaku sama sekali.
Tari
Kondan merupakan tarian yang sering digunakan dalam beberapa acara yang
biasanya diadakan pada wilayah bersangkutan, seperti acara pernikahan, acara
adat istiadat ataupun acara keagamaan serta ritual. Hampir sama dengan daerah
yang ada di Jawa, terkadang beberapa gerakan yang ada merupakan gerakan yang
penuh dengan tanda tanya dan masih menyimpan misteri pada beberapa gerakan yang
dilakukan oleh penari.
Tari-tarian
menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat yang ada di sekitar
daerah tersebut, hal ini dikarenakan ada beberapa orang yang memang menggemari
tarian-tarian dan ingin melihatnya secara dekat. Beberapa gerakan yang ada
dalam tarian kondan menjadi daya tarik tersendiri karena iramanya membuat gerak
tarian tersebut menjadi terlihat lebih indah dan juga lebih menarik dibandingkan
kesenian yang lainnya.
Gambar
tarian Kondan :
5. Tari Kinyah Uut Danum
Tari
Kinyah Uut Danum adalah salah satu tarian perang dari Kalimantan barat yang
memperlihatkan keberanian dan teknik bela diri dalam berperang. Sesuai
dengan namanya, tarian ini berasal dari sub suku dayak uut danum di Kalimantan
barat.
Tari
Kinyah Uut Danum awalnya merupakan tarian persiapan fisik sebelum mengayau,
yaitu tradisi pemburuan kepala musuh yang di lakukan oleh suku dayak jaman
dahulu. Tarian ini untuk menunjukan kesiapan para laki laki dayak uut danum
untuk dilepaskan di hutan untuk mengayau. Hampir semua sub suku dayak memiliki
tarian perang seperti ini. Namun setiap sub suku dayak tentunya memiliki teknik
membunuh rahasia. Suku dayak uut danum sendiri di kenal dengan gerakan dan
teknik yang berbahaya dalam membunuh musuhnya.
Seiring
perkembangan jaman, tradisi mengayau berakhir ketika perjanjian tumbang anoi.
Perjanjian tumbang anoi merupakan perjanjian damai, dimana pemimpin setiap sub
suku dayak di Kalimantan berkumpul dan melakukan perjanjian damai. Setelah
perjanjian damai itu, tradisi mengayau di tinggalkan dan tari kinyah mulai di
jadikan sebagai tarian tradisional. Selain itu tarian ini untuk memperingati
sejarah dan keberanian laki laki dayak jaman dahulu.
Gerakan
dalam tari Kinyah Uut Danum ini lebih di utamakan pada gerakan yang gesit untuk
menyerang dan kewaspadaan untuk bertahan. Selain gerakan teknik bela diri,
tarian ini diselingi dengan gerakan tari dan teatrikal agar gerakan tidak
terlihat kaku dalam pertunjukannya. Tarian ini biasanya di lakukan oleh dua
orang laki laki. Saat menari, salah satu penari melakukan serangan dadakan
sehingga di perlukan kewaspadaan yang tinggi untuk bertahan. Tak jarang tarian
ini membuat para penonton berdecak kagum menyaksikan pertunjukan tarian ini.
Gambar
tarian Kinyah Uut Danum :
6. Tari Zapin
Kalimantan
barat juga memiliki Khazanah tari Zapin. Tari Zapin adalah tarian rumpun Melayu
yang menghibur sekaligus sarat pesan agama dan pendidikan. Tari ini memiliki
kaidah dan aturan yang tidak boleh diubah namun dari masa ke masa namun
keindahannya tak lekang begitu saja. Nikmati dendang musik dan syairnya yang
legit bak sajian megah langit biru dan jernihnya laut di Kepulauan Riau.
Tari
zapin dikembangkan berdasarkan unsur sosial masyarakat dengan ungkapan ekspresi
dan wajah batiniahnya. Tarian ini lahir di lingkungan masyarakat Melayu Riau
yang sarat dengan berbagai tata nilai. Tarian indah dengan kekayaan ragam gerak
ini awalnya lahir dari bentuk permainan menggunakan kaki yang dimainkan
laki-laki bangsa Arab dan Persia. Dalam bahasa Arab, zapin disebut sebagai al
raqh wal zafn. Tari Zapin berkembang di Nusantara bersamaan dengan penyebaran
agama Islam yang dibawa pedagang Arab dari Hadramaut.
Zapin
berasal dari bahasa arab yaitu "Zafn" yang mempunyai arti pergerakan
kaki cepat mengikut rentak pukulan. Zapin merupakan khazanah tarian rumpun
Melayu yang mendapat pengaruh dari Arab. Tarian tradisional ini bersifat
edukatif dan sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah
melalui syair lagu-lagu zapin yang didendangkan.
Musik
pengiringnya terdiri atas dua alat yang utama yaitu alat musik petik gambus dan
tiga buah alat musik tabuh gendang kecil yang disebut marwas. Sebelum tahun
1960, zapin hanya ditarikan oleh penari laki-laki namun kini sudah biasa
ditarikan oleh penari perempuan bahkan penari campuran laki-laki dengan perempuan.
Tari
Zapin sangat ragam gerak tarinya, walaupun pada dasarnya gerak dasar zapin-nya
sama, ditarikan oleh rakyat di pesisir timur dan barat Sumatera, Semenanjung
Malaysia, Sarawak, Kepulauan Riau, pesisir Kalimantan dan Brunei Darussalam.
Di
Brunei, tarian Zapin cukup banyak macamnya seperti rentaknya dan geraknya dan
mengikut dari segi sebutannya yaitu dialek orang Brunei zapin lebih dikenali
dengan sebutan '"Jipin"'.
Tari
zapin tertua di Indonesia tercatat ada di Flores, Nusa Tenggara Timur, Ternate
dan Ambon, serta rupanya juga berkembang di Pontianak, Kalimantan dengan
sebutan Japin. Di Indonesia bagian Barat, tari zapin awalnya dikenal di Jambi
baru kemudian tumbuh di Riau dan kepulauan sekitarnya. Di Riau tari zapin
awalnya hanya dilakukan penari lelaki dapat mengangkat status sosialnya di
masyarakat. Saat itu penarinya akan menjadi incaran para orang tua untuk dijodohkan
kepada anak perempuannya.
Kostum
dan tata rias para penari zapin lelaki mengenakan baju kurung cekak musang dan
seluar, songket, plekat, kopiah, dan bros. Sementara untuk penari perempuan
berupa baju kurung labuh, kain songket, kain samping, selendang tudung manto,
anting-anting, kembang goyang, kalung, serta riasan sanggul lipat pandan dan
conget.
Tari
zapin meski sempat diklaim menjadi bagian dari hak milik salah satu negara
tetangga tetapi nyatanya tarian ini telah berkembang sejak dahulu di banyak
daerah di Nusantara dan salah satunya di Kepulauan Riau. Tarian ini tumbuh
dalam sejarahnya di beberapa tempat seperti Sumatera Utara, Jambi, Sumatera
Selatan, Sumatera Barat (Minang Kabau), Lampung, Kalimantan, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Bengkulu, dan Jakarta (Betawi).
Nama
tari zapin sedikit berbeda di berbagai tempat, seperti di Nusa Tenggara dinamai
dana-dani, di Kalimantan bernama jepin, di Sulawesi disebut jippeg, di Jawa
dinamakan zafin, di Jambi, Sumatera Selatan, dan Bengkulu disebut dana, lalu di
Maluku bernama jepen, serta di Sumatera dan Riau dinamai zapin.
Awalnya
tari zapin hanya ditarikan penari lelaki tetapi namun penari perempuan juga
ditampilkan. Kadang juga tampil penari campuran laki-laki dengan perempuan.
Dahulu tari zapin ditarikan di atas tikar madani dan tikar tersebut tidak boleh
bergoyang atau bergeser sedikitpun sewaktu menarikan tari zapin tersebut.
Gerak
dan ritme tari zapin merupakan media utama untuk mengungkapkan ekspresi
penarinya. Darinya Anda dapat meresapi pengalaman kehidupan, peristiwa sejarah,
dan keadaan alam yang menjadi sumber gerak dalam tari zapin.
Gambar tarian Zapin Kalimantan Barat :
Komentar
Posting Komentar
Lihat blog kami